Harga sejumlah komoditas energi dan tambang melonjak tajam akibat konflik Rusia-Ukraina. Bahkan minyak melesat sampai US$126,28 per barel. Ilustrasi konflik Rusia-Ukraina. (AFP/SERGEY BOBOK).
Jakarta, CNN Indonesia —
Harga sejumlah komoditas energi dan pertambangan melonjak tajam akibat konflik Rusia–Ukraina. Harga minyak dunia jadi yang pertama terimbas hingga naik tak terkendali.
Pada Senin (7/3) siang, harga minyak mentah Western Texas Intermediate (WTI) telah menembus harga US$126,28 per barel atau naik 9,16 persen. Padahal, harga minyak sebulan lalu masih bertengger di posisi US$89,66 per barel.
Harga minyak mentah Brent juga meroket 9,69 persen menjadi US$129,55 per barel. Selain minyak, kenaikan juga terjadi pada gas alam.
Awal pekan ini harganya juga naik 1,22 persen dan sekarang dihargai US$5,08 per metric million British thermal unit (mmbtu). Padahal awal Februari lalu harganya masih berada di posisi US$4,16 per mmbtu.
Global Head of Oil Price Information Service Tom Kloza mengatakan harga gas alam yang meningkat akan membuat konsumen mengurangi pembeliannya.
“Ini sangat di luar kontrol. Ketika Anda mendapatkan peningkatan (harga) secepat ini dan sedramatis ini, ini benar-benar melecehkan publik,” kata Kloza dikutip dari CNN Business.
Tak hanya energi, komoditas pertambangan seperti tembaga Comex juga naik 1,31 persen menjadi US$500,20 per lb. Tembaga LME bahkan naik 3,12 persen menjadi US$10.674 per metric ton.
Sementara itu, harga aluminium juga naik sebesar 3,57 persen menjadi US$3.849 per metric ton.
(fry/agt)