Berita  

Pengamat: Pengawas Pasar Modal Harus Lebih Perhatikan Kualitas Emiten

Jakarta: Pengamat pasar modal yang juga Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan yang baru nantinya harus lebih memerhatikan kualitas perusahaan-perusahaan atau calon emiten yang akan melakukan penggalangan dana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
 
“Sejak beberapa tahun terakhir ini, pengawasan mungkin agak kurang dari sisi penyaringan kualitas emiten yang IPO atau yang melakukan rights issue atau melakukan penggalangan dana dengan menerbitkan emisi saham atau emisi obligasi,” ujar Teguh, dilansir dari Antara, Senin, 7 Maret 2022.
 
“Entah itu melalui mekanisme IPO, rights issue atau penerbitan obligasi. Intinya menarik dana dari masyarakat,” tambahnya.

Bagaimana tanggapan kamu mengenai artikel ini?

Teguh menyampaikan, saat ini ini banyak perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan booming pasar modal untuk menghimpun dana sebanyak-banyaknya karena ada banyak pemain baru yaitu investor ritel yang berinvestasi di pasar modal.
 
Beberapa perusahaan bahkan mencetak rekor penggalangan dana dari IPO seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang meraup dana hingga Rp21,9 triliun, lalu disusul PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel yang meraih dana Rp18,79 triliun.
 
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga berhasil menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang mencapai Rp96 triliun.
 
“Dulu tidak pernah. Dulu IPO paling besar Rp1 triliun atau Rp2 triliun saja, sekarang bisa sampai sebesar itu. Artinya apa? Artinya minat masyarakat sedang tinggi-tingginya untuk investasi di pasar modal,” kata Teguh.
 
Kendati demikian, lanjut Teguh, kinerja saham seperti Bukalapak saat ini masih negatif. Pada Senin sore ini saham BUKA terpantau berada di level Rp308 per saham, turun jauh dibandingkan dengan harga saham saat IPO yang mencapai Rp850 per saham. Para investor, termasuk investor ritel, pun merugi.
 
Melihat kondisi tersebut, Teguh menilai OJK juga tidak bisa disalahkan. Namun mengingat pernyataan efektif untuk perusahaan yang akan melakukan IPO diberikan oleh OJK, ke depan otoritas diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari perusahaan yang ingin menghimpun dana di pasar modal.
 
“Jadi kualitas emiten harus bisa ditingkatkan. Jangan karena biar pasar modal ramai, demi agar jumlah saham sebanyak-banyaknya, tapi kualitas dari emiten itu diturunkan. Saya pikir ini memang tugas dari dewan pengawas pasar modal OJK itu sendiri,” pungkas Teguh.

(ABD)

ALREINAMEDIA TV