Berita  

Produsen Kopi Kawasan Ijen Rambah Kanada, Jerman, dan Filipina

Banyuwangi: Proyek NSLIC/NSELRED, sebuah kerja sama Pemerintah Kanada dan Indonesia, membuka akses internasional untuk pelaku usaha mikro dan kecil, yang mempertemukan UKM kopi Indonesia dengan pembeli dari Kanada, Jerman, dan Filipina secara digital.
 
Temu Bisnis Internasional sebagai bagian dari program NSLIC Access to Market ini dilakukan melalui pendekatan virtual yang hemat biaya dan berfokus pada UKM yang tidak memiliki sarana untuk pergi ke luar negeri untuk menjual komoditas dan produk mereka secara global khususnya selama pandemi covid-19.
 
Perwakilan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Richard Le Bars mengatakan, Kanada mengapresiasi keberhasilan produsen kopi lokal menembus pasar internasional. Melalui pelatihan intensif, pembinaan dan fasilitasi yang diberikan oleh proyek NSLIC yang didanai Kanada untuk usaha mikro dan kecil dari Jawa Timur, Yogyakarta dan Bali, pihaknya melihat kualitas dan kuantitas produk mereka meningkat untuk memenuhi standar dan permintaan internasional.

Bagaimana tanggapan kamu mengenai artikel ini?

“Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada mitra sektor swasta kami, BNI dan Sarinah, atas kerja sama yang kuat dalam membawa keahlian mereka dalam fasilitasi ekspor dan hubungan ke pasar internasional untuk menguntungkan produsen lokal ini. Kami berharap kemitraan yang dimulai hari ini dapat bertahan lama dan bermanfaat bagi masyarakat lokal dan bisnis yang terlibat,” ujar dia, dalam keterangan resminya, Senin, 7 Maret 2022.
 
Temu Bisnis Internasional Ijen 2022 melibatkan 2.196 petani kopi yang tergabung dalam 11 kelompok usaha yang berbeda dari Jawa Timur (Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo), Bali, dan Yogyakarta, dengan total luas lahan sebesar lebih dari 9.000 hektare. Jenis-jenis kopi yang akan dipromosikan antara lain Arabika, Robusta, Ekselsa, dan Liberika dengan proses pengolahan yang berbeda-beda sesuai ciri khas masing-masing kelompok usaha.
 
Acara Temu Bisnis ini digelar dalam satu hari di tiga Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berbeda dengan tiga negara berbeda yaitu Filipina pagi hari, Jerman sore hari, dan dengan Kanada malam hari waktu Jakarta. Gelaran ini membahas kinerja ekspor UKM Indonesia di masa pandemi covid-19, serta tantangan dan peluang ekspor UKM ke Kanada, Jerman, dan Filipina.
 
“NSLIC dengan senang hati membantu mempromosikan hubungan bisnis internasional bagi produsen kopi kecil dan mikro Indonesia untuk membantu memperkuat kestabilan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan bagi perempuan dan laki-laki miskin. Kami yakin bahwa eksposur internasional dari acara Ijen ini akan menghasilkan banyak kemitraan bisnis jangka panjang yang baru dan bermanfaat bagi keuntungan produsen lokal kecil dan keluarga mereka,” tambah Direktur Proyek NSLIC/NSELRED Peter Walton.
 
Pada Agustus 2021 lalu, proyek NSLIC/NSELRED sukses menyelenggarakan dua Temu Bisnis di Belitung dan di Bali. Pertama adalah Temu Bisnis Belitung yang berfokus pada penjualan lada yang melibatkan 800 petani lada dengan luas lahan sebesar 1.100 hektare, dan menghasilkan tujuh perjanjian kerja sama antara kelompok tani lada dengan investor.
 
Selanjutnya adalah Temu Bisnis Bali di Oktober 2021 yang melibatkan sebanyak 500 pelaku usaha yang sebagian besar adalah petani, nelayan, dan pengrajin dari Buleleng, Klungkung, dan Tabanan. Temu Bisnis Bali menghasilkan 24 Nota Kesepahaman antara UKM dan Pemerintah Daerah terkait pembelian produk, pemasaran produk, serta pelatihan usaha.
 

(AHL)

ALREINAMEDIA TV