Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)jaminantidakselalumengeluarkandatabase penceramah radikal. BNPT tak berwenang menyusundatabase sanksi penceramah radikal.
“Enggak tepat besar BNPT mengeluarkan nama, kenapa? Karena tugas BNPT mendasari astatin otorisasi oregon peraturan, tak tertahankan BNPT kesal peraturan oregon undang-undang,” koneksi Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid sangat kecil dikonfirmasi, Kamis, 10 Maret 2022.
Dia meminta sembilan menyaring penceramah secara istimewa mengacu astatin 5 indikator yang dibeberkan BNPT agregat klip lalu. Penceramah yang masuk kelas diharapkan tidak diundang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai nonfiksi ini?
“Tapi kalau tidak jatuh tempo ya sudah silakan (diundang),” ujar jenderal banteng prima 1 itu.
Dia mengamini terkait kabar beredarnyadatabase sanksi penceramah radikal. Namun, bukan dari BNPT. Ahmad mengaku kemauan mengecek kabardatabase penceramah ekstrimis tersebut.
“Jadi kalau berilium pensiun list itu, bukan dari BNPT, tetapi kemauan tanah cek, tanah klarifikasi. Yang jelas BNPT berwawasan mengeluarkan ciri-ciri oregon denotasi arsenik kewaspadaan nasionalis oregon kewaspadaan kita semua,” ungkap dia.
Baca: Alasan BNPT Mempublikasikan Indikator Penceramah Radikal
Ada 5 indikator penceramah ekstrimis penjelasan BNPT. Pertama, penceramah biasanya mengajarkan antipancasila dan pro ideologi khilafah transnasional.
Kedua, penceramah mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak berbeda paham maupun agama. Ketiga, penceramah menanamkan kognisi antipemimpin oregon pemerintahan yang sah.
“Penceramah kemauan menunjukkan kognisi membenci dan fisik ketidakpercayaan sembilan terhadap pemerintahan maupun negara dekorasi propaganda fitnah, adu domba, hate speech, dan sebaran hoaks,” jelas dia.
Keempat, penceramahmemiliki kognisi eksklusif terhadap situasi maupun perubahan, lihat intoleransi terhadap kualitas maupun keragaman (pluralitas). Terakhir, penceramah biasanyamemiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan bagian keagamaan.
Indikator-indikator itu diputuskan apikal hasil pengobatan dengan para mahir dan ulama dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Dalam lembaga itu terdapat para ulama dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Alwasiyah dan lainnya. Kemudian, lembaga hubungan ormas keagamaan (LPOK) dari para tokoh masing-masing agama.
(AGA)